Memahami
Konsepsi
Antara
Ide dan Realitas.
Oleh:
Aku yang
berfikir
Bismillahirrahmanirrahim.
Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa
‘ala Ali Muhammad
Seringkali kali kita mendengar kata
konsep atau konsepsi. Tetapi terkadang kebanyakan dari kita yang tidak faham
apa itu konsep. Dan sekalipun mengerti ada berbagai konsep tentang konsep itu
sendiri dalam benak setiap orang. Tetapi yang akan menjadi pembahasan dalam
tulisan ini adalah konsepsi dalam tinjauan epistemologis.
Ada dua macam konsep sebagaimana
dijelaskan oleh Baqir Shadr dalam buknya yang berjudul “Falsafatuna” ada konsep
sederhana dan ada konsep majemuk. Konsep sederhana adalah gambaran, penagkapan
kita terhadap suatu objek. Dalam konsep ini tidak ada penilaian. Yakni kita
hanya menggambarkan saja apa yang kita ketahui. Seperti ketika kita menangkap
atau melihat mobil, langsung saja dari penangkapan itu kita bisa memiliki
gambaran di benak kita tentang mobil. Dan hal itu tanpa penilaian.
Sedangkan konsep majemuk adalah
gabungan antara konsep konsep sederhana. Seperti misalnya, kita memiliki konsep
tentang mobil, di lain waktu kita juga memiliki konsep merah. Maka ketika
konsep tersebut digabungkan muncullah konsep mobil merah. Mobil merah itulah
yang disebut dengan konsep yang majemuk. Sekarang pertanyaannya adalah apakah
persoalan keTuhanan atau katakanlah Tuhan itu sendiri menjadi masalah
Epistemologis. Tentu kalau kita mau berangkat dari epistemologi dasar, maka
persoalan Ketuhanan bukan menjadi masalah Epistemologi, karena Epistemologi
bersifat Ilmiah, artinya ketika kita memiliki pengetahuan tentang sesuatu harus
ada realitasnya. Seperti kita memiliki pengetahuan atau konsep tentang mobil,
tentu realitas mobil itu memang ada.
Maka kemudian menjadi persoalan yang
mendasar epistemologi ini. Karena epistemologi berkaitan dengan manusia. Yang
mana manusia sebagai makhluk yang berfikir, ia mengada dengan proses
keberpikirannya. Seperti itulah kitra-kira kata Deskartes. Epistemologi menjadi
titik acuan dasar atau titik kita berijak sebelum kita berbicara soal yang lain
dalam filsafat. Dalam tradisi filafat islam maupun filsafat Barat epistemologi
menjadi tahap awal dalam pembelajaran filsafat.
Dari sini kemudian terjadi persoalan
ketika barat berusaha memasukkan Tuhan dalam pengetahuan yang besifat
Epistemologis. Karena pengetahuan, harus ada hubungan antara ide dengan
realitas itu sendiri. Banyak sekali contoh filsuf Barat yang meletakkan Tuhan
dalam persoalan Epistemologis. Seperti Immanuel Kant, Rene Deskartes dan lain
sebagainya. Mereka rata-rata jatuh pada dunia ide yang tidak bisa diletakkan
pada ranah realitas. Rene Descarte dengan Innate ideanya dan Immanuel Kant
dengan 12 kategorinya, mereka berdua jatuh pada dunia arketipe saja tidak bisa
merealitaskan. Meskipun harus diakui bahwa Immanuel Kant lebih maju dari pada
Rene Deskarte itu sendiri ketika berusaha mensintesakan antara teori rasional
dan empiris. Tetapi hal itu berahir sia-sia. Dan hal itu perlu kita apresiasi
karena keberaniannya melangkah maju untuk merealitaskan arketiap itu sendiri.
Sedangkan Rene Deskartes meletakkan pengetahuan hanya pada ranah ide atau
arketipe tanpa mau merealitaskannya.
Dari pemaparan tersebut setidaknya
kita pahami bahwa pengetahuan dalam hal ini pembahasan tentang konsepsi tidak
bisa dilepaskan dari apa yang kita sebut dengan ide dan realitas. Karena
pengetahuan selain ide tentang apa yang kita fahami juga harus ada secara
realitas.
BERADALAH ENGKAU DENGAN MENULIS
!!!!!
1 Komentar untuk "Memahami Konsepsi Antara Ide dan Realitas"
Bukankah mobil merah itu sudah masuk dalam ranah tasdik?