MAKALAH
BUDAYA POPULER
Makalah Tugas Kelompok Mata Kuliah Cultural Studies
Dosen Pengampu : Dian Nur Anna, S.Ag,M.A.
Di
Susun Oleh :
Naufal
Diki
Ahmad
Laelatul
Fajriyah
JURUSAN
PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji
syukur atas kehadirat
Allah SWT. Atas
segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada
kelompok kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
Budaya Populer “
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini berkat tuntunan Tuhan yang maha Esa , kami berterima kasih kepada Dosen
pengampu kami, karna membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan
makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik
materi maupun cara
penulisan. Namun demikian kami telah berusaha dengan segala kemampuan
kami melakukan yang terbaik.
Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca
makah ini.
Yogyakarta
, 11 Maret
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ……………………………………………………………… 1
Daftar
Isi ……………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………… 3
A.
Latar
Belakang ..............………………………………. 3
B.
Rumusan Masalah
......................................................... 4
C.
Tujuan Penelitian
........................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN
………………………………………..... 5
A. Pengertian Budaya Pop ............................................... 5
B. Macam-macam Bentuk Budaya Pop ........................... 6
C. Dampak Budaya Pop .................................................. 7
BAB
III PENUTUP …………………………………………………. 8
A.
Kesimpulan
…………………………………………….. 8
B.
Saran
…………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dari waktu ke waktu zaman terus berubah,
dari yang sederhana menuju kepada yang lebih kompleks. Globalisasi juga ikut
berperan dalam melakukan perubahan-perubahan di dunia. Globalisasi juga menjadi
alat kapitalisme dalam mendistribusikan sesuatu yang bersifat budaya, yakni
budaya populer.
Dulu sebelum munculnya android, hp yang
masih dalam bentuk java dan symbian merupakan produk unggulan, namun setelah
munculnya hp android, hp java dan symbian pun menjadi kurang diminati, semua
beralih ke hp model android. Dalam perkembangannya, hp android lebih populer
jikalau dibandingkan hp model keduanya. Selain itu dalam hp android juga lebih
banyak menggunakan aplikasi-aplikasi, seperti WhatsApp, BBM, dll. dengan
karakter emoji yang terlihat lebih hidup, hal demikian tidak bisa digunakan
oleh hp model java dan symbian yang paling bisa dipakai untuk SMS-an.
Fenomena artis idola juga merupakan
bagian dari budaya populer, misalnya saja artis kelas dunia yang keberadaannya
telah menggeser artis-artis lokal. Tidak jarang orang-orang rela berdesakkan
ketika artis internasional mempunyai jadwal konser di tanah air. Berapapun
harga tiketnya, mereka rela untuk memperjuangkannya, hanya karena demi melihat
sosok artis yang diidolakannya. Padahal jikalau kita sadari, semua itu hanyalah
kesadaran palsu, lagi pula siapakah mereka artis internasional itu?, kenalkah
mereka kepada kita?, kontribusi apa yang telah mereka berikan kedalam hidup
kita?.
Suatu budaya bisa menjadi populer dan
mengglobal melalui media massa, seperti televise dan surat kabar, sebagai
bagian dari proses kapitalisme. Budaya-budaya yang populer tersebut tidak
jarang pula menggerus budaya lokal yang ada. Selain itu produk budaya juga
sangat berpengaruh terhadap masyarakat, seperti halnya permainan
tradisional yang kian hari kian habis
peminatnya, dan beralih kepada permainan yang sifatnya online. Padahal hal
tersebut bisa menghilangkan identitas budaya lokal tertentu yang sebenarnya.
Namun, perlu kita ketahui pula bahwa
budaya populer tidak selamanya berdampak negatif. Dibalik semua itu juga akan
kita dapati dampak-dampak positifnya. Semua itu kembali lagi kepada kita
bagaimana cara kita bisa menyikapinya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan “Budaya Pop”?
2. Apa
saja macam-macam bentuk budaya pop?
3. Apa
dampak yang disebabkan oleh adanya budaya pop?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Mengetahui
arti dari “Budaya Populer”
2. Mengetahui
macam-macam bentuk budaya populer
3. Mengetahui
dampak yang disebabkan oleh adanya budaya populer
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Budaya Pop
Budaya Pop berasal dari dua kata, yaitu
kata “Budaya” dan “Pop”. Sebelum kita melangkah jauh untuk mengetahui arti dari
kata budaya pop, maka perlu kita ketahui pula arti dari masing-masing kata
tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)[1], Budaya adalah (1) pikiran; akal budi, (2) adat istiadat, (3)
sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju), (4) sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang
sudah sukar diubah. Selain itu budaya juga diartikan sebagai cara manusia
memberikan respons kepada lingkungannya, agar dia bisa survive dan menang.[2]
Sedangkan kata “Pop” sendiri berasal dari kata “Populer” yang dalam KBBI
diartikan sebagai sesuatu yang dikenal dan
disukai orang banyak (umum), sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya;
mudah dipahami orang banyak, disukai dan dikagumi orang banyak.[3]
Maka budaya pop atau budaya popular dapat diartikan sebagai sesuatu yang sudah
berkembang kemudian menjadi kebiasaan dan disukai oleh banyak orang.
Stuart Hall menggambarkan budaya pop
misalnya sebagai “sebuah arena konsensus dan resistensi. Budaya pop merupakan
tempat dimana hegemoni muncul, dan wilayah dimana hegemoni berlangsung. Ia
bukan ranah dimana sosialisme, sebuah kultur sosialis—yang telah terbentuk
sepenuhnya—dapat sungguh-sungguh diperhatikan. Namun, ia adalah salah satu
tempat dimana sosialisme boleh jadi diberi legalitas. Itulah mengapa ‘budaya
pop’ menjadi sesuatu yang penting.”[4]
B.
Macam-macam
Bentuk Budaya Pop
Budaya pop
merupakan dialektika antara hegemonisasi (penyeragaman) dengan heterogenisasi
(keragaman). Konsep keragaman (heterogenisasi) dalam budaya pop juga
diungkapkan bahwa terdapat dua bagian terpisah dalam budaya popular, yakni: Pertama,
budaya popular menawarkan keragaman ketika ia diinterpretasi ulang oleh
masyarakat yang berbeda dilain tempat. Kedua, budaya pop itu sendiri
dipandang sebagai sekumpulan genre, teks, citra yang bermacam-macam dan
bervariasi yang dapat dijumpai dalam bebagai media, sehingga sukar kiranya
sebuah budaya pop dapat dipahami dalam kriteria homogenitas dan standarisasi
baku.[5]
Budaya
merupakan suatu kajian yang sangat menarik sekali untuk dikaji. Kurang lebih
ada empat ideologi budaya yang ada di Indonesia yaitu budaya agama, budaya
lokal, budaya nasional maupun budaya populer.[6]
Akan tetapi dalam perkembangannya, keempat macam-macam budaya tersebut
adakalanya saling berseberangan, dimana budaya agama yang cenderung
berorientasi kepada pasca-duniawi seringkali berseberangan dengan budaya
popular yang kebanyakan berorientasi kepada duniawi. Budaya lokal juga sering
tergerus identitasnya oleh budaya popular, begitupula budaya nasional.
Dari keempat ideologi
budaya tersebut, budaya nasional bisa dibilang adalah yang paling lemah,
terbukti dengan masih adanya kasus-kasus di Negara ini yang seringkali terjadi
konflik dengan mengatasnamakan etnis dan agama. Namun diantara keempat budaya
tersebut, sebagai anak kandung dari kapitalisme, budaya popular adalah yang
paling bisa merasuk kepada ideologi-ideologi tersebut. Meskipun dalam
perjalanannya hadangan dari budaya agama, budaya lokal, dan budaya nasional
selalu ada. Ada beberapa macam-macam
bentuk budaya populer, diantaranya sebagai berikut:
1.
Televisi
2.
Fiksi
3.
Film
4.
Surat Kabar dan Majalah
5.
Musik Pop
6.
Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari.
C.
Dampak
yang Disebabkan oleh Adanya Budaya Pop
Ada dua hal yang utama dalam budaya
populer ini.[7]
Pertama, suatu budaya populer memiliki karakter negatif karena dia
diproduksi secara massal hanya untuk memenuhi kepuasan si pendengar atau si
peniru yang membayarnya. Hanya dengan alasan komersial atau mencari keuntungan
materi, karakter negatif dari produk kebudayaan tidak disaring, malahan
cenderung dilanggengkan. Bisnis adalah bisnis, begitulah yang mereka katakan.
Kedua, budaya populer juga memiliki
akibat dan pengaruh yang negatif. Contohnya, ketika kita menonton televisi atau
pun video di youtube, terkadang kita seringkali terpengaruh oleh model-model
yang ada pada film tersebut, intinya produk gaya hidup kita terpengaruhi atau
diresapi oleh gaya hidup orang yang berbeda.
Selain itu dampak negatif dari budaya
pop juga cenderung membuat kita menjadi lebih hedonistik. Iklan menjadi sarana
dalam melancarkan jalannya kapitalisme, tidak jarang pemuda di Indonesia
menjadi korban iklan. Menurut Marcuse, pengiklanan mendorong kebutuhan
palsu—misalnya, keinginan untuk menjadi jenis orang tertentu, mengenakan tipe
pakaian tertentu, memakan macam makanan tertentu, meminum minuman khusus,
menggunakan barang-barang khusus dan seterusnya.[8]
Perlu kita ketahui pula, bahwa dalam
budaya pop juga ada dampak yang positif, seperti halnya dalam televisi yang
didalamnya juga menayangkan acara-acara yang bermanfaat, dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, budaya pop meskipun
dipandang mempunyai dampak yang negatif, tidak akan negative lagi apabila
disikapi dengan baik. Semuanya kembali lagi kepada diri kita bagaimana cara
untuk menyikapinya.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
budaya pop atau budaya popular dapat
diartikan sebagai sesuatu yang sudah berkembang kemudian menjadi kebiasaan dan
disukai oleh banyak orang. Ada beberapa
macam-macam bentuk budaya populer, diantaranya sebagai berikut:
7.
Televisi
8.
Fiksi
9.
Film
10. Surat Kabar dan Majalah
11. Musik Pop
12. Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari.
Ada dua hal yang utama dalam budaya
populer ini , yaitu dampak positif dan dampak negatif. Semua itu kembali lagi kepada
kita bagaimana cara kita bisa menyikapinya.
2.
Saran
Maka dengan adanya
materi “Budaya Populer “. Marilah kita memahami mendalam tentang Makna
Filosofi Budaya Populer (Filterisasi) menyaring budaya populer yang berkembang
di Era Modernitas ini.
Agar terciptanya masyarakat
yang aman , tentram , dan damai.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini
banyak kekurangan baik
dari segi materi
maupun dari segi
penulisan. Kami mengharap kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi
para pembaca. Amin
DAFTAR
PUSTAKA
Djokosantoso Moeljono, Budaya Organisasi dalam Tantangan, (Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2006), hlm. 71.
John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, (Yogyakarta:
Jalastura, 2010), hlm. 3.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Hatib Abdul Kadir Olong, Tato, (Yogyakarta: LKiS,
2006), hlm. 16.
Aprinus Salam, Kebudayaan Sebagai Tersangka, Hlm. 86
Sukron Abdillah, Hidup Sehat ala Punk Hardcore, (___: DAR!
Mizan, 2006),
hlm. 105.
John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, (Yogyakarta:
Jalastura, 2010), hlm. 145.
[2] Djokosantoso
Moeljono, Budaya Organisasi dalam Tantangan, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2006), hlm. 71.
[4] John Storey, Cultural
Studies dan Kajian Budaya Pop, (Yogyakarta: Jalastura, 2010), hlm. 3.
[5] Hatib Abdul
Kadir Olong, Tato, (Yogyakarta: LKiS, 2006), hlm. 16.
[6] Aprinus Salam,
Kebudayaan Sebagai Tersangka, Hlm. 86
[7] Sukron
Abdillah, Hidup Sehat ala Punk Hardcore, (___: DAR! Mizan, 2006), hlm.
105.
[8] John Storey, Cultural
Studies dan Kajian Budaya Pop, (Yogyakarta: Jalastura, 2010), hlm. 145.
0 Komentar untuk "BUDAYA POPULER ( Cultural Studies )"