Makna Filosofi
Maulid Nabi Muhammad Saw & Hari Raya Natal
Desember adalah bulan terakhir yang mempertemukan dua hari
perayaaan yang sangat penting dalam masyarakat muslim dan non mulim (kristiani).Pertama
tentu kita tau sebagai kaum muslim, Tanggal
24 Desember 2015/ 12 Rabiul awal 1437 H merupakan hari libur nasional
memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw . Sedangkan yang kedua , Tanggal 25
Desember 2015 merupaka hari libur nasional memperingati Hari Raya Natal. Sangat
menarik kedua perayaan hari libur nasional ini karena kedua sosok seseorang
yang diagungkan dan fundamental. dari Umat muslim sendiri sang revolusioner
islam baginda agung Nabi Muhammad Saw yang kita nantikan syafaatnya di hari
akhir nanti sedangkan Umat Kristiani memperingati Hari Natal yakni Isa sebagai
Penebus dosa yang rela mengorbankan dirinya demi menyelamatkan alam semesta.
Mengutip penyampaian Prof. Amin Abdullah , menyebutkan dalam
pemaparannya selain Aspek Teologis (pengetahuan tentang ketuhanan) ada juga
Aspek Sosiologis (pengetahuan tentang
bermasyarakat). Ketika kita menghubungkan keduanya dalam pemikiran
Prof.amin Abdullah mencetuskan pemikiran Interkoneksi – Integrasi , selain kita
berteologi jangan lupakan bahwa kita juga hidup sosial dikalangan masyarakat
yang tak bisa kita pungkiri kemajemukannya atau pluralitasnya yang membuat kita
harus bisa bersikap toleransi.
Makna Toleransi lebih terasa kental kita rasakan karena berada di
Daerah Istimewah Yogyakarta yang terkenal dengan sebutan “Jogja city Of Tolerance”dimana
di kota ini , selain kota pendidikan dan budaya tak lupa pula dengan
kemajemukan keberagamaannya disini. Dari agama tradisional sampai agama ataupun
sekte aliran dari berbagai agama induk , tentunya kalau adat keraton ngan
yogyakarto hadiningrat tidak bisa di lepaskan dengan perayaan “Sekaten” yang
digelar di alun-alun utara keraton yogyakarta. Ini merupakan hubungan muslim
jawa dengan Islam yakni rasa kecintaan kaum muslim jawa pada kanjeng Nabi
Muhammad Saw.
Sampailah pada kesimpulan
bagaimana korelasi keimanan umat muslim dan kristiani , meimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari kita. Bagaimana sikap dan perilaku yang baik kita contoh
oleh dua sosok yang menispirasikan kita semua. Muslim dengan akhlaq dan
kearifan lokalnya sedangkan Kristiani dengan Cinta Kasihnya dan keduanya saling
mengisi satu sama lain supaya terciptanya masyarakat yang tentram , aman , dan
damai. Closing Statement sebagai renungan mengutip dari ucapan Sayyidina Ali
Bin Abi Thalib R.A “ Mereka yang bukan
saudaraku dalam Iman , adalah saudaraku dalam Kemanusiaan “.
Yogyakarta , 24-25 Desember 2015
Naufal Kurniawan
0 Komentar untuk "Makna Filosofi Maulid Nabi Muhammad Saw & Hari Raya Natal "