“ Pentingnya Ilmu (Pendidikan) untuk
Kemandirian Bangsa ”
" Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan
dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barang siapa yang ingin
(selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula; dan
barang siapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu
kedua-keduanya pula." (HR.Bukhari
dan Muslim)
Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan
sumber daya alamnya, menurut H. Anies Baswedan, Ph.D salah satu mantan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang sekarang menjadi
Gubenur DKI Jakarta. Di tengah proses Indonesia dalam pemanfaatan kekayaan
sumber daya alamnya ini, tentu saja pernyataan tersebut untuk menghidupkan
optimisme kepada masyarakat Indonesia agar lebih giat lagi melakukan
akselerasi diri agar bisa mengelola tanah Nusantara.
Berdasarkan survey yang dilakukan
UNESCO pada tahun 2012 terhadap minat baca di 61 negara, Indonesia hanya
0,001 persen atau menempati peringkat kedua terendah dari negara yang
disurvei. Sementara berdasarkan survei yang diliris Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia
mencapai 62 juta orang atau sekitar 24,23 persen dari jumlah penduduk
Indonesia. Survei APJII itu menunjukkan penduduk berusia berusia 12-34 tahun
mendominasi pengguna Internet di Indonesia dengan porsi 64,2 persen. Sedangkan kelompok pengguna berusia 20-24 tahun mencapai 15,1
persen dari total pengguna. “Menuntut ilmu
adalah wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan
Ibnu Majah). Menuntut ilmu adalah kewajiban, sehingga setiap muslim dituntut
untuk belajar. Ketika ia telah memahami suatu ilmu maka ia pun wajib pula
mengajarkannya kepada orang-orang yang belum paham. Dengan demikian, kelak
diharapkan takkan ada lagi kaum muslimin yang melakukan amalan sesuatu namun
ketika ia melakukan amalan tersebut ia tidak memiliki ilmu sebagai acuan
dalam mengamalkan perbuatan tersebut, terlebih perbuatan tersebut disandarkan
kedalam ibadah. Menurut Abd
al-Jabbar, ilmu ditakrifkan sebagai kepercayaan yang memuaskan jiwa bahawa
objek yang dipercayai itu adalah menepati perkara yang sebenarnya menurut
realiti yang berlaku. Ini bermakna, ketepatan maklumat selaras dengan realiti
itulah yang dikatakan ilmu. Profesor Abdullah Hassan, seorang tokoh akademik
memberikan definisi ilmu sebagai apa saja yang bererti, bernilai dan berguna.
Manakala Kamus Dewan pula mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan, kepandaian
(dalam perkara dunia, akhirat, zahir, batin dan lain-lain).
Ilmu merupakan pelengkap kepada
kebijaksanaan manusia dalam melakukan tindakan. Ilmu akan mengangkat darjat
(martabat) kebijaksanaan seseorang di peringkat individu, masyarakat, negara
dan seterusnya memberikan dampak kepada proses pembentukan sesuatu tamadun
manusia. Oleh yang demikian, konsep ilmu Islam amat ketara perbezaannya
dengan konsep ilmu- ilmu lain. Ilmu Islam mempunyai ciri-ciri yang tersendiri
iaitu ketuhanan (RabbamaV), terbuka dan global.
Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan
sumber daya alam. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan proses pembangunan yang
terus meningkat, menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang berkembang.
Namun, sebagai negara berkembang tentunya membuat permasalahan yang di hadapi
oleh bangsa Indonesia semakin beragam. Tingkat pendidikan dan angka harapan
hidup yang rendah, kemiskinan dan dan pengangguran yang belum teratasi
sehingga mengandalkan pinjaman luar negeri dan menyebabkan hutang negara
terus bertambah.
Rantai kemiskinan :
- Rantai syetan
Pendidikan baik -> SDM berkualitas-> Produktifitas kerja
-> Pendapatan / Gaji tinggi.
- Rantai malaikat
Pendidikan kurang baik -> SDM tidak berkualitas->
Produktifitas kerja menurun -> Pendapatan / Gaji rendah.
Walt
Whitman Rostowk, dalam teori indeks (pembangunan) menerangkan agar negara
maju dikatakan negara maju ada berapa infrastruktur, berapa pendidikan,
beberapa kesehatan, dan lainnya. Namun berbahaya jika hanya fokus pembangunan
tidak melihat kemajuan SDM yang ada maka akan terjadi kejomblangan. Itu yang
di lakukan oleh presiden jokowi membangun infrastruktur, disisi lain baik
untuk pertumbuhan namun disisi tertentu ketika kurang sosialisasi maka akan
kurang efektif. Akan lebih bagus jika hal tersebut dalam kemajuan
infrastruktur bukan menghutang namun mengembangkan dari pajak atau hasil
alam.
Menurut Freire, pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada
kemampuan diri pribadi (self affirmation) yang pada akhirnya menghasilkan
kemerdekaan diri. Ia terkenal dengan gagasannya tentang pendidikan penyadaran
dan pendidikan dengan pengajuan masalah, sebuah gagasan yang berasal dari
kritikannya terhadap dampak yang ditimbulkan oleh pendidikan sekolah terhadap
masyarakat luas.
Dalam hal ini saya lebih banyak menyorot kritik Freire
atas Pendidikan "gaya bank" yang mana isi pelajaran di sampaikan
dengan cara bercerita dan dalam proses ini menurut Freire cendrung kaku dan
tidak hidup. Guru sebagai subyek dan obyeknya adalah murid, mereka patuh
mendengarkan apa yang di ceritakan oleh guru. Seperti yang dicontohkan oleh
Freire, guru sering kali menyampaikan topik yang sama sekali asing bagi
pengalaman para murid dengan cara seperti itu murid akan kesulitan menangkap
topik tersebut. Akibatnya murid - murid hanya mencatat, menghafal dan itu
akan merusak daya cipta dari seorang murid itu sendiri. Malas berfikir dan
tumpul daya imajinasi dan pengetahuannya.
Teori pendidikan : bawah ke atas
Atas ke bawah
Strategi sosial :
1. Kekuasaan
2. persuasif
3. edukasi nurmatif
Seperti ; Iran dari mulai pendidikan buruk – pendidikan maju
akhirnya negara maju
Inisiasi kedepannya, sebgai berikut :
1. Pendidikan Agama (Multikulturalisme)
Spirit nilai keagamaan, Toleransi dan perdamaian.
2. Pendidikan karakter (Caracter Building)
Masalah tentang mental bertemu, berdialog, dengan orang asing
luar negeri yang belum tentu lebih baik dari segi strata sosial atau yang
lain.
Karakter lebih mencintai kepada daerah, budaya, tradisi, dan
bahasa.
3. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
Bangga cinta tanah air,
4. Pendidikan kepemimpinan (Leadership)
Ilmu kepemimpinan, Penggalian jati diri, penguatan emosional,
visi misi hidup yang jelas.
5. Pengadaan taman baca atau perpustakaan mini
Untuk menambah minat membaca perlunya lingkungan yang senantiasa
menunjang agar membaca lebih giat, teratur, dan istiqomah.
6. Konsep pembelajaran dengan konsep Dialog dari anak ke guru
mengurangi sistem ceramah.
Terimakasih,
harapannya semoga bisa menjadi generasi emas (gold generation) Indonesia
menuju 2045 kado Istimewa Indonesia Jaya.
NAMA : NAUFAL
FAKULTAS : USHULUDDIN DAN
PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS
: UIN SUNAN KALIJAGA
|
0 Komentar untuk "“ Pentingnya Ilmu (Pendidikan) untuk Kemandirian Bangsa ”"